Seorang jurnalis yang sempat dilaporkan menghilang saat meliput awal kemunculan Covid-19 di Wuhan diketahui masih hidup. Selama lebih dari 8 bulan dia tinggal bersama orang tuanya di bawah pengawasan pemerintah China.
Chen Quishi, seorang citizen journalist, dinyatakan hilang saat tiba di Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, pada akhir Januari lalu. Selama di Wuhan, Chen meliput kondisi kota di awal Covid-19 muncul.
Dalam laporannya, Chen yang merupakan mantan pengacara menunjukkan beberapa momen mengerikan virus tersebut menyebabkan kematian. Salah satu video yang dia unggah memperlihatkan seorang perempuan tengah menelpon keluarga di samping kerabatnya yang mati akibat Covid-19.
Setelah laporan itu beredar luas, Chen justru dinyatakan hilang tanpa jejak. Pada April lalu, seorang kawan Chen yang mengelola akun Twitter-nya merilis video yang menandakan pengacara 34 tahun itu sudah menghilang selama 58 hari.
“Siapa yang bisa memberitahukan dimana dia (Chen) berada? Ada yang berhasil menghubunginya? Tolong selamatkan dia!,” kata teman Chen dalam tayangan video.
Lebih delapan bulan menghilang, keberadaan Chen akhirnya diketahui dari kabar temannya, Xu Xiaodong yang mengatakan bahwa Chen ditahan dalam pengawasan ketat d Kota Qingdao.
Tetapi, dalam pernyataan di Youtube, Xu mengatakan Chen saat ini berada dalam pengawasan “departemen tertentu milik pemerintah”.
“Saat ini, pemerintah tengah menginvestigasi aktivitas baik di daratan utama, Hong Kong, dan Jepang,” ungkap Xu dikutip dari Dailymail, Sabtu (26/9/2020).
Xu menambahkan sejauh ini pemerintah China “puas” karena Chen tidak mendapatkan bantuan finansial dari organisasi asing. Selain itu, Chen juga tidak melakukan tindakan subversif sehingga pemerintah tidak perlu memprosesnya secara hukum.
“Chen Qiushi yang tinggal bersama orang tuanya saat ini tengah mendapatkan pengawasan yang sangat ketat dari pemerintah,” lanjutnya.